Senin, 15 Oktober 2018

Untuk kamu yg sedang patah hati, kamu pantas untuk bahagia

Tak mengapa jika putus cinta, menangislah saja. Karena tidak semua orang mengalami kisah cinta indah seperti di dongeng. Untuk kamu yg sedang berputus asa, kamu layak bahagia.
Cinta itu ibarat bermain api, berani bermain api harus berani merasakan panasnya api. Tapi terkadang itu terlalu panas, hingga yg dirasakan lebih dari sekedar patah hati. Tak apa, menangislah saja. Menangislah sampai kau merasa lega. Biarkan rasa sedihmu keluar bersama air mata. Namun cobalah terima kenyataan, hubungan memang telah berakhir, tapi tidak dengan hidupmu. Hari-harimu masih berjalan normal, kau masih berada diatas bumi. Namun perlahan hatimu membeku, keras tanpa kamu minta. Pengalaman yg membuatnya begitu. Tak apa, itu bukan salahmu. Sebenarnya kamu ingin merasakan manisnya ucapan selamat pagi lagi, tapi kau terlalu takut. Sekali lagi tak apa, bukan salahmu. Kamu yg awalnya merasa cinta pada manusia, perlahan menyadari kesalahanmu. Sujudmu tak lagi berisi tangisan. Memang sepatutnya seperti itu. Kamu layak bahagia :)

Sabtu, 25 Agustus 2018

Sulit

Sekarang aku mengerti, mengapa cinta bisa terlihat begitu egois. Karena penguasa hati memang tidak bisa dibantah.
Dan bila saja aku harus menjauh darimu, aku akan memulainya dengan berjalan mundur.
Menghayati lambai tanganmu detik demi detik sampai suatu saat kau tidak terlihat lagi.
Hingga saat mataku berkaca-kaca, aku akan memejamkan mata sampai membuat pipiku basah.
Aku akan rutin menghitungi jarak, sembari menaruh harap jika aku bisa berjumpa dengan kamu lagi.
Aku menghamburkan sebagian perasaanku, biar saat berjumpa denganmu, aku ingin tidak terlalu senang lagi.
Menjadi dilema, sebab senangmu bukan bersamaku.
Sementara sejauh apapun aku berjalan mundur darimu, kita masih tetap dalam satu bumi. 
Kita masih sama-sama di bawah langit yang sama dengan langit ketika kamu mengatakan rindu.
Dan itu menjadi sulit.
Karena untukku, kamu sudah menjadi candu.

Jumat, 27 Juli 2018

Kamu adalah ketidakmungkinan yang aku miliki

Akhirnya, seberapa keras usahaku untuk mengejarmu, seberapa keras aku memperjuangkan semuanya, aku rasa kamu tidak akan peduli lagi. Aku yakin kamu tidak akan peduli lagi jika aku mengejarmu, dan aku tau aku salah di posisi ini. Padahal aku belum sempat menceritakan apa mauku tapi kamu malah pergi tinggalkanku dengan semaumu.
Perjuanganku kali ini benar-benar membuatku stress. Aku memang selalu tidak peka, aku bodoh telah membiarkanmu pergi. Aku menyesal sering menyangkal perasaanku sendiri, bahwa aku bisa tanpamu, dan pada akhirnya aku tersadar bahwa apa yang aku lakukan salah, dan aku hanya bisa menyesal. Sekarang aku hanyalah seorang wanita yang sampai sekarang tak tau arah tujuan mau kemana. Dan pada akhirnya kamu adalah ketidakmungkinan yang aku miliki.

Jumat, 20 Juli 2018

Lagi :)

Rasanya cukup sudah perjuanganku selama ini. Kau adalah langit terang sedangkan aku kau anggap senja yang mudah hilang. Kau tak lagi memberiku kesempatan, hanya untuk sekedar menanyakan apa kabar. Namun, aku disini masih mencintaimu sepenuh hatiku walau harus dengan mengesampingkan kebahagiaanku. Berulang kali kau lukis luka, aku terima dengan senyum dan air mata. Tapi aku tak setangguh yg aku kira, aku hanyalah aku, wanita yg tak setangguh saat bersamamu. Perlahan semakin hari kau semakin jauh, hingga akhirnya tanganku tak dapat lagi menggenggammu, ragaku tak lagi sampai untuk mendekapmu, seperti biasa. Kau tak dapat lagi ku rengkuh. Kau tak lagi sama, kau tak lagi perduli, kau biarkan aku sendiri. Lagi, dan lagi..

Minggu, 01 Juli 2018

Bukan inginku pergi, hanya saja kau tak pernah mau menahanku disini

Jangan berharap aku kembali, cukup kamu simpan semua kenangan yang tersisa, layaknya senyuman terakhir yang kuberi padamu. Kenyataan bahwa rasa nyaman yang terbiasa belum tentu bisa membuat rasaku menyentuhmu. Aku memilih membalik biduk kecilku untuk mendapat kebahagiaan yang lebih nyata dalam hidupku. Aku anggap kau telah meminta maaf atas penantian semuku selama ini.

Jangan bersedih. Jangan kamu menyesal. Belajarlah kamu dari waktu yang telah bergulir. Belajarlah bahwa kita tak akan pernah bisa mengubah masa lalu. Hargai setiap kehadiran seseorang dalam hidupmu. Balas setiap ketulusan yang tak datang untuk kedua kalinya. Mencobalah untuk mengerti bahwa menanti itu tidak terlalu menyenangkan. Mengacuhkan bukanlah hal baik. Aku hanya berharap agar nantinya aku dapat bertemu dengan orang yang dapat menghargai penantianku, orang yang akan membalas setiap
senyuman dariku, dan orang yang dapat mengerti kehadiranku.

Senin, 25 Juni 2018

Batas yg aku miliki

Aku sudah bosan dengan penantian yang tak berujung. Penantian yang terkadang membuat aku lupa akan hal-hal selain kamu. Penantian dengan harap kamu akan memahaminya lalu memintaku untuk tinggal. Namun harapan tinggallah harapan. Kamu tak pernah melakukannya. Kamu tak mencoba mengerti. Ini adalah batas yang aku miliki. Aku akui bahwa menanti tak seasik itu. Pamitku untuk memilih pergi dari dirimu yang tak pernah memintaku untuk tinggal di sisimu.

Kamis, 14 Juni 2018

Cukup

Saat ini, entah apa yang aku pikir dan rasakan. Seperti rasa “cukup” untuk semua hal yang aku lakukan untukmu. Fakta bahwa aku tak bisa memaksa hati membuatku memilih diam. Awalnya aku yakin dengan menanti adalah hal terbaik yang bisa ku lakukan, namun sekarang aku tak paham apa yang aku nanti. Sulit untuk bertahan ketika kaki sudah tak mampu berkehendak. Terlalu sulit untukku ketika masih harus berpijak pada akar yang kehilangan tunggangnya.
Inikah salahku yang memilih diam? Atau kamu tak pernah menyadarinya? Aku menanti dengan segala upaya yang aku lakukan. Aku yang kadang menyempatkan untuk mengirim pesan singkat di tengah-tengah kesibukanku, Aku yang pernah membuatmu tersenyum, dan Aku yang terus berusaha hadir ketika kamu merasa sepi. Aku sudah kehabisan akal. Bagaimana lagi aku harus bersikap untuk membuatmu mengerti? Bukannya aku tak tulus dan mengharap imbalan dari rasaku padamu. Hanya rasa letih untuk kembali mengulang-ulang. Ini adalah batasnya.