Saat ini, entah apa yang aku pikir dan rasakan. Seperti rasa “cukup” untuk semua hal yang aku lakukan untukmu. Fakta bahwa aku tak bisa memaksa hati membuatku memilih diam. Awalnya aku yakin dengan menanti adalah hal terbaik yang bisa ku lakukan, namun sekarang aku tak paham apa yang aku nanti. Sulit untuk bertahan ketika kaki sudah tak mampu berkehendak. Terlalu sulit untukku ketika masih harus berpijak pada akar yang kehilangan tunggangnya.
Inikah salahku yang memilih diam? Atau kamu tak pernah menyadarinya? Aku menanti dengan segala upaya yang aku lakukan. Aku yang kadang menyempatkan untuk mengirim pesan singkat di tengah-tengah kesibukanku, Aku yang pernah membuatmu tersenyum, dan Aku yang terus berusaha hadir ketika kamu merasa sepi. Aku sudah kehabisan akal. Bagaimana lagi aku harus bersikap untuk membuatmu mengerti? Bukannya aku tak tulus dan mengharap imbalan dari rasaku padamu. Hanya rasa letih untuk kembali mengulang-ulang. Ini adalah batasnya.
Kamis, 14 Juni 2018
Cukup
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar