Aku sudah bosan dengan penantian yang tak berujung. Penantian yang terkadang membuat aku lupa akan hal-hal selain kamu. Penantian dengan harap kamu akan memahaminya lalu memintaku untuk tinggal. Namun harapan tinggallah harapan. Kamu tak pernah melakukannya. Kamu tak mencoba mengerti. Ini adalah batas yang aku miliki. Aku akui bahwa menanti tak seasik itu. Pamitku untuk memilih pergi dari dirimu yang tak pernah memintaku untuk tinggal di sisimu.
Senin, 25 Juni 2018
Kamis, 14 Juni 2018
Cukup
Saat ini, entah apa yang aku pikir dan rasakan. Seperti rasa “cukup” untuk semua hal yang aku lakukan untukmu. Fakta bahwa aku tak bisa memaksa hati membuatku memilih diam. Awalnya aku yakin dengan menanti adalah hal terbaik yang bisa ku lakukan, namun sekarang aku tak paham apa yang aku nanti. Sulit untuk bertahan ketika kaki sudah tak mampu berkehendak. Terlalu sulit untukku ketika masih harus berpijak pada akar yang kehilangan tunggangnya.
Inikah salahku yang memilih diam? Atau kamu tak pernah menyadarinya? Aku menanti dengan segala upaya yang aku lakukan. Aku yang kadang menyempatkan untuk mengirim pesan singkat di tengah-tengah kesibukanku, Aku yang pernah membuatmu tersenyum, dan Aku yang terus berusaha hadir ketika kamu merasa sepi. Aku sudah kehabisan akal. Bagaimana lagi aku harus bersikap untuk membuatmu mengerti? Bukannya aku tak tulus dan mengharap imbalan dari rasaku padamu. Hanya rasa letih untuk kembali mengulang-ulang. Ini adalah batasnya.
Senin, 04 Juni 2018
Aku sudah belajar menerima
Ada kalanya aku ingin mengatakan saja apa yang kurasa. Agar tak ada beban rasa lagi. Toh, di era modern ini, sudah tak masalah lagi siapa yang akan memulai. Kadang aku berpikir, jika aku mengatakan perasaanku, apakah itu akan mengubah keadaan kita? Apakah kita bisa mencoba memulai hari bersama? Tapi setiap kali keinginan itu muncul, ragu yang datang juga semakin besar dan mengalahkan semua. Aku merasa konvensional, tak bisa memulai duluan. Ah, baik, mungkin alasanku yang sebenarnya adalah karena aku takut tak diterima.
Tapi inilah kehidupan, bukan? Aku sudah banyak belajar, bahwa apa yang kita pikiran, tak selalu harus kita katakan. Apa yang kita lihat, belum tentu apa yang sebenarnya. Dan apa yang kita inginkan, tak selamanya bisa kita dapatkan. Bila Tuhan tidak memberikan kita kesempatan untuk bersama, aku yakin perasaanku akan hilang dengan sendirinya. Dan bila kesempatan ada untuk kita, aku yakin nanti akan ada saatnya. Untuk saat ini, aku sudah cukup bahagia dengan melihatmu dari jauh, dan menyimpan getaran hati ini untuk diriku sendiri.